“Sampai saat ini Fix Rope baru sampai Mushroom Ridge!” ini adalah
berita yang kami dengar semenjak di Namche Bazaar, baik dari tim Bandung
Juara maupun dari tim pendaki lain dari manca negara. Ini pun menjadi
pembicaraan antar pendaki di Ama Dablam Base Camp. Maklum ini merupakan
pekerjaan eksklusif para Sherpa di kawasan Himalaya. Hanya beberapa
pendaki elit dari Eropa yang memiliki keterampilan yang sama, seperti
Ueli Steck yang terkenal itu. Tahun lalu sempat terjadi pertengkaran
akibat Ueli Steck berebut dengan Sherpa memasang Fix Rope di jalur
pendakian Mount Everest. Ya, memang menjadi Climbing Guide dan memasang
Fix Rope adalah bagian penting dari pendapatan para Sherpa.
Tim Gapai Tinggi belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
cukup untuk pemasangan Fix Rope ini, oleh karena itu kami akan
mengandalkan kemampuan dan pengalaman Climbing Sherpa kami Dome Sherpa,
selain sudah berkali-kali mencapai puncak Ama Dablam, ia pun sudah 4
kali mencapai puncak Mount Everest. Semoga saja dengan pengalamannya,
Dome dapat melanjutkan pemasangan Fix Rope dari Mushroom Ridge ke
Puncak.
Pada hari ke 14 ini, Team Leader, Taufan Hidayat, dan saya, Fedi
Fianto, sebagai anggota tim telah menggapai Camp 1 Ama Dablam. Ini
dilalui dengan susah payah, kemarin kami selama 6 jam mengangkut
peralatan pendakian pribadi dan perbekalan ke Advanced Base Camp di
ketinggian 5.300 mdpl. Lalu tadi siang kami melanjutkan perjalanan ke
Camp 1 di ketinggian 5.700 mdpl selama 3 jam. Kami pun memindahkan
perlengkapan tersebut ke Camp 1 melalui tanjakan berbatu besar dan
diakhiri dengan sedikit tebing batu yang lumayan curam, sehingga
membutuhkan fix rope untuk membantu memanjatnya.
Syukurlah cuaca amatlah bersahabat. Berbeda dengan kemarin ketika
kami sampai di Advanced Base Camp, ketika itu kami disambut dengan kabut
tebal dibarengi dengan turunnya salju, hari ini sangatlah cerah dari
pagi sampai matahari terbenam. Berbeda dengan di Base Camp, di Camp 1
kami harus memasak salju untuk keperluan air minum. Kami menggunakan Ice
Axe untuk memotong segumpal salju yang telah menjadi es, lalu
memasaknya, cukup lama, dibutuhkan waktu hampir 30 menit agar salju
dapat mencair dan mendidih sehingga layak minum. Kami pun harus
berhati-hati untuk memastikan bongkah salju yang kami pilih bersih tidak
terkontaminasi. Esok kami merencanakan untuk melakukan latihan
pendakian ke Camp 2 selama 2 jam, lalu kembali ke Base Camp untuk
beristirahat. Tulisan dan Foto oleh Fedi Fianto.