SALAM DAYUNG, Negara kita yang sebagian besar terdiri dari air, maka tidaklah mengherankan jika sejak dulu kala bangsa kita telah mengenal pengarungan sungai. Misalnya suku Dayak yang mengarungi sungai Mahakam atau Kapuas dengan perahu Bidak yang terbuat dari batang pohon yang dilubangi. Juga suku-suku pedalaman di Irian/Papua yang hidup di sungai Membramo.

Mulai trendnya kegiatan arus deras dengan perahu karet adalah pada saat diselenggrakannya Lomba Arung sungai Citarum I yang diadakan oleh kelompok pendaki gunung dan penempuh rimba Wanadri, Bandung.
Momen tersebut boleh dikatakan sebagai titik tolak perkembangan Olah Raga Arus Deras/ Arung Jeram di Indonesia. Para aktivis kegiatan ini sebagian besar kelompok-kelompok Pencinta Alam seperti GPA, Wanadri dan Mapala UI yang kemudian mengadakan serangkaian kegiatan ekspedisi. Tanpa disadari, walaupun tidak terlalu pesat Olah Raga Arus Deras mulai berkembang, pada tahun 1987 GPA pun melaksanakan ekspedisi sungai Alas di Aceh sebagai bentuk eksisitensi di dunia Arus Deras atau pun penyusuran sungai. Pada tanggal 29 Maret 1996 berdiri Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) yang dibidani oleh 30 klub arung jeram.

Divisi Arung Jeram merupakan salah satu divisi di internal yang terdapat pada struktural Mapala STMIK Cilegon dan diatur dalam AD/ART MPST dalam kegiatan Arung Jeram. Di sini anggota diperdalam pengetahuaannya dan bertanggung jawab atas meteri yang telah diberikan.
Comments
0 Comments
 
Top