Kedisiplinan adalah salah satu faktor vital dalam berjalannya roda pekerjaan. Tanpanya kita akan hidup dalam pola ketidakteraturan. Terutama dalam dunia yang serba cepat dimana seseorang akan dengan mudahnya untuk berubah dan tidak sesuai dengan janji, sehingga kedisiplinan mencari tidak terkontrol.

Setiap perusahaan atau lembaga perlu melakukan kampanye agar setiap individu mendefinisikan, membuat janji, dan mengontrol dirinya sendiri, sesuai target organisasinya. Berikut beberapa caranya :

Refleksi
Perlu untuk merefleksikan kembali, apa-apa saja tindakan yang harus kita jaga kedisiplinannya. Misalnya, sebuah perusahaan supply barang bisa mendisiplinkan komunikasi yang lancar. Tidak ada rapat yang tidak di-follow  up, tidak ada email yang tidak dibalas, tidak ada notulen yang tidak terkirim, tidak ada skedul yang tidak ter-update. Bila kedisiplinan ini membudaya, bukankah sebagai pelanggan kita segera merasa ingin selalu berhubungan dengan perusahaan seperti ini?

Disiplinkan Pemikiran
Bukan hanya tindakan yang didisiplinkan, pemikiran pun harus didisiplinkan. Kita tentu tahu bahwa tumbuhnya sebuah ilmu pun asalnya adalah dari disiplin ilmu tersebut. Artinya, ilmu adalah jawaban terhadap pertanyaan, yang sudah terjawab berulang-ulang, sehingga bisa diramalkan hasil akhirnya.

Brutalfacts
Disiplin pemikiran dalam satu budaya perlu diwarnai cara memandang "brutalfacts" sebagai studi kasus, tantangan, dan bukan ajang membela diri dan menghindar. Dialog, debat, bedah kasus, harus menjadi disiplin cara pikir, sehingga organisasi siap bergerak maju, tanpa harus menunggu timing yang tepat.

Kombinasi Konsistensi
Terakhir, disiplin hanya akan terlihat melalui tindakan yang konsisten yang datang dari kombinasi kebebasan tingkah laku dan tanggung jawab. Bukan keterpaksaan. Tangan harus kotor. Details harus diperhatikan dan ditekuni. Seperti kata para pakar: “Things get uphill pretty quickly. Proper discipline makes the climb slow and steady to make sure things get done.”
Comments
0 Comments
 
Top