Mt Ama DablamBagi para pemanggul ransel  yang  pernah melakukan penjelajahan  ke Everest Base Camp, pastinya sudah tidak asing dengan gunung yang satu ini. Sosoknya yang menjulang indah di langit bagian timur Khumbu Everest seperti menyihir siapapun  yang melintas kawasan tersebut. Gunung setinggi 6856 meter ini juga dinobatkan sebagai salah satu gunung terindah di dunia.

Ama Dablam artinya kalung ibu. Dua punggungan panjang yang terletak di sebelah kanan dan kiri gunung Ama Dablam seperti tangan-tangan ibu  “Ama” yang melindungi anaknya. Sedangkan gletser yang menggantung di sisi bagian barat gunung ini  diibaratkan seperti bandul  kalung (liontin)  “ Dablam”  yang biasa dipakai oleh Sherpa perempuan  di sana.

Mt Ama Dablam
Gunung ini pertama didaki pada bulan Maret 1961 oleh team ekspedisi gabungan dari NZ, UK dan USA yang dipimpin oleh Sir Edmund Hillary.  Pada awalnya Sir Edmund Hillary sempat mengatakan gunung Ama Dablam adalah gunung yang tidak mungkin untuk didaki unclimbable, namun kemudian dia meralatnya menjadi fantastically difficult.

Tim ekspedisi ini merintis jalur South West Ridge – Punggungan Barat Daya , yang kemudian menjadi jalur populer untuk mencapai puncak Ama Dablam. Sebuah jalur pendakian dengan metode Himalayan klasik yang mengesankan dan relative aman dibanding beberapa jalur yang lain.

Terpesona dengan gunung ini, Sue Giller, pendaki dari Amerika yang mendaki gunung Ama Dablam melewati jalur Punggungan Barat Daya pada tahun 1982, mengekspresikan pendakiannya sebagai “A near perfect climb on a near perfect mountain.”

Jalur Punggungan Barat Daya
Pendakian gunung Ama Dablam akan dimulai dari base camp yang berada pada ketinggian 4.450m. Perjalanan menuju camp 1 yang berada pada ketinggian 5.400m  akan menyuguhkan pemandangan indah deretan gunung es  di bagian barat Himalaya.  Menjelang tiba di camp I akan melalui sebuah daerah yang disebut sebagaiGranite Boulder Field.

Camp I menuju  Camp II (5.750m)
Selepas camp 1 pendaki sudah harus mulai menggunakan tali pengaman karena  terjalnya medan yang harus dilalui, baik pada tebingan batu juga lereng bersalju. Tepat sebelum camp 2 para pendaki akan dihadapkan pada Yellow Tower, pendaki harus akan memanjat tebing batu curam  ini dengan alat bantu naik, jumar, untuk bisa tiba di atasnya.

Camp 2 menuju Camp 3 (6400m)
Tantangan terbesar menuju camp 3 adalah tebing batu curam berbentuk menara yang  berselimut salju setinggi 20m yang disebut Grey Tower. Rute pendakian kemudian berlanjut dengan medan curam  menuju Mushroom Ridge, igir-igir sempit yang diselimut salju, hingga tiba di teras dekat dengan dataran salju lokasi camp 3. Bagian akhir menuju puncak adalah dinding es dengan tingkat kemiringan 40 derajat disambung dengan padang salju sebelum akhirnya  di puncak Gunung Ama Dablam.

Menggunakan metode pendakian Himalayan, pendakian ke Puncak Ama Dablam dari Base camp akan memakan waktu kurang lebih 15 hari . Termasuk dalam 15 hari tersebut adalah proses aklimatisasimengatur dan memindahkan perbekalan daribase camp ke camp-camp berikutnya, dan  menambah ketinggian secara bertahap.

Musim gugur tahun 2013, tim Gapai Tinggi dari kalangan professional dan  peminat kegiatan petualangan alam bebas dari Jakarta berencana untuk mendaki Gunung Ama Dablam yang  terletak di jantung wilayah Khumbu Everest, tepatnya di lintasan jalur menuju Everest Base Camp.  # Dari berbagai sumber.
Comments
0 Comments
 
Top