Orienteering adalah salah satu cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan dan keterampilan navigasi menggunakan peta dan kompas dalam melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain (point to point) di alam bebas dan biasanya merupakan daerah yang belum kita kenali sebelumnya. Normalnya, peserta orienteering harus bergerak dengan cepat. Peserta diberi sebuah peta topografi, biasanya peta orienteering yang disiapkan secara khusus, yang akan mereka gunakan untuk menemukan titik kontrol (control point). Pada awalnya, olahraga ini digunakan oleh kemiliteran untuk melatih kemampuan navigasi darat bagi anggota militer dan telah dikembangkan dalam banyak variasi. Diantaranya yang paling tua dan populer adalah foot orienteering. Namun pada dasarnya, semua olahraga yang melibatkan unsur perlombaan dengan waktu dan memerlukan kemampuan navigasi dengan menggunakan peta merupakan jenis olahraga orienteering. Adapun jenis-jenis olahraga orienteering diantaranya adalah: Foot orienteering, mountain bike orienteering, ski orienteering, dan lain-lain. 

Sejarah mengenai orienteering dimulai pada akhir abad ke-19 di swedia. Istilah “orienteering” sebenarnya pertama kali digunakan pada tahun 1886 yang artinya melintasi suatu daerah yang tidak diketahui (unknown land) dengan bantuan peta dan kompas. Di swedia, orienteering berkembang dari hanya sekedar pelatihan militer menjadi olahraga yang kompetitif untuk perwira militer dan warga sipil. Kompetisi orienteering yang pertama terbuka untuk umum dan diselenggarakan di norwegia pada tahun 1897.

Kompetisi orienteering diadakan untuk menguji keahlian navigasi, konsentrasi, dan kemampuan lari setiap peserta. Tingkat kebugaran dan kecepatan adalah hal- hal yang diperlukan agar peserta mampu sukses bersaing di level internasional. Agar kompetisi ini bisa berjalan secara fair, peta tidak diberikan dari awal, dan baru diserahkan kepada peserta orienteering hanya beberapa detik sebelum start perlombaan dimulai. Tujuan kompetisi ini adalah mengikuti rute tercepat dari satu titik kontrol (control point) menuju titik kontrol yang lain, hingga mencapai garis finish. Rute tercepat disini belum tentu rute terpendek. Ini semua tergantung keputusan peserta dalam memilih dan menentukan rutenya sendiri.


Setiap peserta diharuskan membawa kartu control (control card) yang diberikan pada saat start dan harus diserahkan kembali saat mencapai finish. Kartu ini digunakan sebagai bukti bahwa peserta telah menyempurnakan rute dengan benar. Setiap titik kontrol biasanya dilengkapi dengan stempel unik untuk dicap pada kartu kontrol milik peserta, sebagai bukti bahwa peserta telah mencapai titik kontrol tersebut.

Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang ditandai dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh peserta, dan finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak di tengah tempat yang akan ditemukan atau disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk). Di atas tanah, bendera kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus mendatangi lokasi tersebut.
Untuk membuktikan telah datang, seorang orienteer menggunakan “punches”/alat pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu kontrol yang dibawanya. Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk membedakan titik kontrol satu dengan titik lainnya.


Jalur antara “control” tidak selalu spesifik, keseluruhannya tergantung kepada orienteer, pemilihan rute yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari orienteering. Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk memastikan bahwa tiap orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka sendiri dengan batasan waktu yang telah ditentukan.


Yang menantang dari olahraga ini adalah pencarian titik-titik pemeriksaan berupa objek kecil yang sama sekali tidak diketahui peserta kecuali berupa titik koordinat dalam peta. Karena itu peserta mesti mencari titik-titik objek yang sudah ditentukan di petanya dan menjelajahinya dengan berlari di medan sesungguhnya.
Orienteering punya banyak versi, kombinasi dengan  berbagai olah raga lain seperti mountain bike orienteering, ski orienteering, spesialis jungle orienteering, namun versi umumnya adalah foot orienteering yaitu, melakukan orientasi dengan berjalan kaki atau berlari.


Orienteering dipromosikan menjadi salah satu cabang pertandingan pada olimpiade tahun 1996, namun gagal. Tetapi orienteering tetap mendapat tempat dalam ajang World Games 2001. Meski telah digagas untuk memfokuskan orienteering dilakukan di area taman yang disebut Park Orienteering untuk kepentingan olahraga tingkat dunia. Bahkan varian orienteering juga sudah masuk dalam nomor lomba Olimpiade di abad 21 ini.

Sepuluh tahun belakangan ini olahraga orienteering sudah dilombakan oleh mapala-mapala di Indonesia seperti Himpala Unas yang baru-baru ini menggelar kejuaraan Orienteering (HUNOO 2009), bahkan Indonesia sendiri sudah mempunyai  federasi yang mewadahi orienteering yaitu FONI (federasi Orieentering nasional Of Indonesia) yang berlokasi di Mr. Kusworo Rahadyan Jl. Slamet Riyadi. No.100, Solo, Jawa Tengah, INDONESIA 57143. Tetapi sangat disayangkan, olahraga orienteering masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Padahal, olahraga ini tidak kalah serunya dengan sepak bola atau bulu tangkis yang saat ini lagi santer-santernya diperbincangkan oleh masyarakat umum. “Di Indonesia olahraga ini sangat berpotensi untuk berkembang karena dilihat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sangat mendukung”, ucap mantan atlit orenteering, Arif Adi Wicaksono, di kantornya, Kamis (18/6). 


Butuhnya  publikasi dan dukungan  pihak-pihak terkait seperti, Menegpora, Koni, Disorda bahkan media cetak dan elektronik supaya olah raga ini natinya bisa merakyat. Sebagai langkah awal, olahraga orienteering diperlombakan pada PON (pekan olah raga nasional), agar masyarakat Indonesia tertarik.

Dengan kegiatan ini, dapat menjadi peluang besar dalam membantu pemerintah mengembangkan potensi wiasata alam yang berada di Indonesia. (dari berbagai sumber)
Comments
0 Comments
 
Top