Sejarah orienteering dimulai pada tahun 1886, bermula dari Akademi Militer Karlberg, Swedia, sebagai program latihan militer. Istilah orienteering saat itu dimaknai sebagai “melintasi medan tak dikenal dengan bantuan peta dan kompas”. Tujuh tahun kemudian, pada 28 Mei 1893, barulah orienteering dilombakan, tetapi khusus untuk kalangan militer Swedia. Yakni dalam suatu lomba tahunan Garnizun Stockholm. Untuk masyarakat sipil, lomba pertama kali diselenggarakan dekat Oslo, Norwegia, pada 31 Oktober 1897 oleh Klub Olahraga Tjalve. Jarak tempuhnya 19,5 Km–cukup jauh menurut standar lomba orienteering masa kini; Dan hanya 3 checkpoint yang ditempatkan di sepanjang lintasan. Lomba itu dimenangi oleh Peder Fossum dengan waktu tempuh 1 jam 47 menit 7 detik.

Pada 1930-an, lomba orienteering makin populer seiring ditemukannya kompas yang lebih sesuai untuk berorienteering: protractor compass, atau orienteering compass. Kompas model baru itu ditemukan oleh Gunnar Tillander dari perusahaan Silva Sweden AB pada 1928. Selama setengah abad, kompas orienteering (protractor) ini menjadi semacam “karya seni” dalam olahraga orienteering, sampai ditemukannya thumb compass yang dipopulerkan perusahaan Suunto pada 1983.
Pasca Perang Dunia Kedua, olahraga orienteering menyebar ke seantero Eropa, Amerika Utara, Oceania, dan Asia

Dewasa ini orienteering telah berkembang dalam berbagai format, mulai dari bentuk tradisional seperti perlombaan di dalam hutan (long distance forest races), sampai dengan format orienteering di dalam kota. Olah raga orienteering itu sendiri berada dalam naungan International Orienteering Federation yang berdiri pada tahun 1977. Terdapat empat cabang dari olahraga orienteering yaitu foot orienteering, mountain bike orienteering, ski orienteering, dan trail orienteering.

Perkembangan orienteering di Indonesia

Perkembangan Olahraga satu ini sangat lambat dibanding olahraga lain yang masuk ke Indonesia. Tahun 1988, perlombaan orienteering pertama kali di Indonesia digelar oleh Wanadri Komisariat ITB (WK ITB). Tipe kompetisinya Score Event atau Score O. di tahun 1990, Lomba O Brahmahardhika (LOB) pertama kali digelar oleh Brahmahardhika Mapala FKIP UNS Surakarta. Kelak LOB menjadi perlombaan O paling rutin di Indonesia. Dan di tahun 2000n, tipe kompetisi Cross Country O diterapkan pertama kali (Sulawesi Utara). Pada tanggal 4 Agustus 2001 Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) dideklarasikan dan  baru pada tahun 2002 FONI diterima sebagai anggota IOF dengan status Anggota Tidak Penuh (Associate Member). FONI yang akan memayungi dan menjadi motor penggerak kemajuan orienteering di negara kita, yang kelak akan siap mengharumkan nama Indonesia di kancah orienteering asia, bahkan dunia.

Di tahun-tahun selanjutnya even perlombaan O semakin rutin diselenggarakan oleh mapala di beberapa daerah seperti di jawa, sulawesi dan sumatra. Di tahun 2010 TNI mengirimkan tarunanya untuk mengikuti cabang orienteering dalam CISM 1st World Cadet Games 2010 di Turki. Tahun ini untuk pertama kali Indonesia berpartisipasi dalam iven O internasional. Setahun kemudian TNI mengirimkan orienteernya ke CISM 5th Military World Games 2011 di Brasil. Pelatih O (O-runner & O-mapper) dari Denmark melatih TNI pada November 2011. Tim Orienteering Tentara Nasional Indonesiamulai dikenal para orienteer mancanegara lewat pencapaian mereka dalam Olimpiade Militer Dunia ke-5 di Rio de Janeiro; Dan tampaknya masih banyak daftar perkembangan positif lainnya.

Pada 2012, FONI diakui sebagai anggota penuh Federasi Orienteering Internasional; Sejak 2000, rata-rata digelar 2–3 event orienteering berskala besar atau kecil, dan mulai 2008 makin marak intensitas penyelenggaraannya—menunjukkan antusiasme masyarakat yang terus meningkat terhadap orienteering. Masyarakat memang sudah mulai mengenal orienteering, tapi masyarakat lapisan mana? Tampaknya orienteering hanya (baru) dikenal di kalangan pelaku kegiatan alam bebas, di kalangan itu pun kemasyhurannya baru di kalangan mapala, mahasiswa—sementara banyak pelaku kegiatan alam bebas lainnya masih kebingungan kalau ditanya orienteering itu apa, bagaimana, dan seterusnya. (Coba search kata “orienteering” di Kaskus, media sosial papan atas bagi anak muda, kita akan disuguhi hanya tiga hasil pencarian; Klik salah satunya, mana saja, dan akan tampak banyaknya orang yang masih belum mengenal orienteering.)
Comments
0 Comments
 
Top